Arrangement of Street Vendors (PKL) In Providing Contribution to Regional Income (PAD) Mataram City
1Ida Ayu Pramanasari,2 Luluk Fadliyanti,3Ihsan Rois,4 Abdul Manan
1,2,3,4Magister of Economic Economic and Business Faculty, University of Mataram, Indonesia
https://doi.org/10.47191/jefms/v4-i10-04ABSTRACT:
This research on Street Vendors (PKL) aims to explain the policies of the Mataram City Government in structuring street vendors while at the same time identifying whether the arrangement of street vendors can contribute to Mataram City's Original Regional Income (PAD). This type of research is a descriptive quantitative evaluative research that uses field data as primary data through a regulatory approach and the legal basis in force in the Mataram City Government. The results of the study show that the arrangement of street vendors in the city of Mataram still cannot run effectively because there is still no regulation that should be followed up on by Regional Regulation Number 5 of 2010 along with the Mayor of Mataram Regulation Number 56 of 2017 concerning Instructions for the Implementation of Regional Regulation of Mataram City Number 10 of 2015 about street vendors, namely the zoning arrangement of street vendors. From a simple calculation carried out by the researcher, the potential PAD that is likely to be obtained from the business activities of street vendors is Rp. 4,026,000,000 (Four Billion Twenty-Six Million) collected on the basis of a business service levy due to the use of government-owned land in accordance with the Mataram City Regional Regulation Number 4 of 2017 concerning Amendments to Regional Regulation Number 16 of 2011 concerning Business Service Retribution. This value, if measured by its contribution to the percentage of the realization value of regional retribution in 2019, can be categorized in the "Medium" criteria, while when viewed from its contribution to the percentage of business service levies, it can increase up to 392.92% or the "Very High" category. So the researchers suggest accelerating the determination of the legality of determining the Mataram Mayor's Decree regarding the zoning of street vendors so that the potential for retribution on street vendors' activities on government land can be collected and can contribute to increasing Mataram City PAD.
KEYWORDS:
Structuring, Street Vendors, Original Regional Income (PAD)
REFERENCES:
1. W Widjaya, 1992. Titik Berat Otonomi Daerah Tingkat II. Rajawali Press, Jakarta.
2. Burton Simatupang Richard, 1996. Aspek Hukum dalam Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta.
3. Depdiknas, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
4. Devas. N. Binder B. Booth. A. Davey. K. Kelly. R., 1989. Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia. Alih Bahasa Masri
Moris, UI-Press. Jakarta.
5. H.A.W Widjaya, 2005. Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
6. Halim Abdul, 2004 Bunga Rampai Manajemen Keuangan Daerah Edisi Revisi. UPP AMP YPKN. Yogyakarta.
7. Ismail Tjip, 2005. Pengaturan Pajak Daerah di Indonesia. PT. Yellow Media Tama. Jakarta.
8. Kaho Josef Riwu, 1988. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia. Identifikasi Beberapa Faktor Yang
Mempengaruhi Penyelenggaraannya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
9. Kartono K,dkk, 1980, pedagang kaki lima, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.
10. Kunardjo, 1996. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan Edisi Ketiga. UIPress. Jakarta.
11. Kurniawan Panca, 2006. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Indonesia. Bayumedia Publishing. Malang.
12. Mamesah, 1995. Sistem Administrasi Keuangan Daerah, Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
13. Mardiasmo, 2009. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta.
14. Mardiasmo, 2006. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta.
15. Moleong, J. 2016. Lexy, Metode Penelitian Kualitatif.
16. Moleong, Lexy, 2007. Jenis Pendekatan Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosda Karya, Bandung.
17. Muqodim, 2006. Pengantar Perpajakan. Ekonosia. Yogyakarta.
18. Nasution, S. 1996. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
19. Nawawi Hadari. 1991. Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada
20. University Press. Yogyakarta
21. P Siahaan Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. PT Raja Gravindo Persada, Jakarta.
22. Riant, Nugroho. D, 2000. Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi. PT. Elex Media Komundo Gramedia. Jakarta.
23. Saidi Muhammad Djafar, 2007. Pembaharuan Hukum Pajak. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
24. Saragih, J. Panglima, 1996. Peningkatan Penerimaan Daerah sebagai Sumber Pembiayaan Pembangunan. jakarta.
25. Sidik, Machfud, 2002. Optimalisasi Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan
Keuangan Daerah. jakarta.
26. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta. LP3ES
27. Soelarno Slamet, 1999. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. STIA-LAN Press. Jakarta.
28. Soemitro Rochmat, 1979. Dasar-Dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Jakarta.
29. Sofar dan Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial : Untuk penulisan Skripsi dan Thesis. Jakarta: In Media
30. Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung
31. Sunarto, 2005, Pajak dan Retribusi Daerah, AMUS Yogyakarta dan Citra Pustaka, Yogyakarta.
32. Sunarto Jur, 2005. Pajak dan Retribusi Daerah.AMUS dan Citra Pustaka. Yogyakarta.
33. Sunggono Bambang, 2001, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Rajawali. Grafindo Persada
34. Suparmoko, 1982. Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek. BPFE. Yogyakarta.
35. Sutedi Adrian, 2011. Hukum Pajak. Sinar Grafika. Jakarta.
36. Suyatno, Bagong dan Kanarji, 2005. Kemiskinan dan Kesenjangan Sosial, KetikaPembangunan Tak Berpihak Pada rakyat
Miskin. Airlangga University Press. Surabaya.
37. Waluyo Wirawan B, 2005. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Yokyakarta.
38. (Adegustara Frenadin, Syofiarti dan Fatimah Titin,(2009). Kontribusi Pajak Daerah dan Kontribusi Daerah terhadap
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jurnal Ilmiah, Sumatra Barat.
39. Komara, Beni Dwi., Heri C. B. Setiawan., Aries Kurniawan. (2020). ‘Jalan Terjal UMKM dan Pedagang Kecil Bertahan di
Tengah Pandemi Covid-19 dan Ancaman Krisis Ekonomi Global’. Jurnal Manajemen Bisnis. Volume 17, No. 3, pp. 342-359.
Universitas Muhammadiyah Gresik.
40. Nugroho, Riant D. (2020) Otonomi, Desentralisasi Tanpa Resolusi, Kajian dan Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di
Indonesia, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.
41. Suci, Yuli Rahmini (2017), Perkembangan UMKM di Indonesia, Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol. 6 No.1, pp.51058 STIE
Balikpapan.
42. Thaha, Abdurrahman Firdaus. (2020). ‘Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia’. Jurnal Brand. Volume 2, No. 1,
pp. 147-153. Universitas Hasanuddin.
43. http://eprints.walisongo.ac.id/7034/3/BAB%20II.pdf.
Law and Regulations
1. Indonesia, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
2. Indonesia, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2012 Tentang Koordinasi Penataan Dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
3. Indonesia, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Negara antara Pemerintah Pusat dan
Daerah
4. Indonesia, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan RetribusiDaerah
5. Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, (LNRI No. 244).
6. Indonesia, Undang-undang nomor 32 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
7. Indonesia, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan daerah (TLNRI No. 5679).
8. Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah
9. Indonesia, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penataan Dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
10. Mataram,Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Pedagang Kaki Lima, LD No.10.